Demokrasi , Pesta Atau Petaka
Image Creat By Presiden Kacho |
Debat-debat kusir di sosial media, sindir-sindiran antar pendukung, ada dengan cibiran senyap ada yang lantang menyuarakan dijalanan kota dan saling caci maki antar TIM Sukses ( tim ses ) antar relawan berbeda caleg, capres hingga beda partai dan beda pilihan dalam pesta demokrasi yang dilabeli dengan Pesta Rakyat. benarkah? mari kita tilik dan telaah lebih lanjut.
Pertama mari kita menelusuri makna demokrasi, apa itu demokrasi benarkah ia pesta atau petaka dan perpecahan di akar rumput dan ummat.
Demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau bentuk sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakilnya, sementara negara kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut Demokrasi Pancasila, yaitu; sebuah konsep demokrasi yang memiliki landasan nilai dalam Pancasila, yaitu dasar negara Indonesia. Konsep demokrasi pancasila merujuk pada sistem politik yang diterapkan di Indonesia, di mana demokrasi dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Pancasila.
Sehingga dapat dikatakan bahwa demokrasi itu adalah
suatu bentuk pemerintahan rakyat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintah yang segenap
rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat.
Pendeknya, demokrasi pancasila adalah Demokrasi yang merupakan sistem pemerintahan yang mementingkan partisipasi aktif warga negara dalam pengambilan keputusan politik. Tujuan utamanya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur dengan prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, dan keterbukaan sebagai landasan demokrasi Pancasila..
Kedua benarkah kita rakyat sudah memerintah via wakil-wakil kita sehingga kita benar-benar telah memperoleh kesejahteraan, keadilan, kemakmuran, kejujuran dan keterbukaan atau kita justeru semakin terpuruk dalam debat-debat dan karu-karu yang tak berujung saban lima tahun sekali, pertanyaannya benarkah kita sudah menjadi pemerintah rakyat yang sebenarnya ataukah kita hanya menjadi kacung-kacung politik kepartaian atau sebatas kurcaci-kurcaci atawa lumbung-lumbung suara atawa kroeng-kroeng pade yang setiap saat bisa soh dan isinya ludes dicuri maling dan kita hanya tetap teronggak tak berdaya menjadi kroeng soh tanpa isi padi yang semula kita semai, tabur lalu kita tanam, pupuki,rawat dengan segala susah payah lelah kita memapahnya hingga menjadi bulir-bulir padi yang akan menghidupi kita hingga musim panen selanjutnya.
sudah kah kita memiliki demokrasi pancasila yang layak seperti keinginan bapak-bapak pendiri Negara Ini Bangsa ini, silakan resapi dan dalami sendiri. saya pribadi beranggapan masih jauh dari ideal sebagaimana mestinya demokrasi pancasila itu sendiri, karena dikenyataannya yang terlihat menonjol adalah demokrasi yang terlihat adalah demokrasi kepartaian yang notabenya masing-masing Caleg dan partai hanya menjaga konstituennya masig-masing diluar itu adalah musuh yang harus dihindari padahal sejatinya idealnya itu adalah rakyat yang sejatinya pemerintahan yang sesungguhnya, bukan saat ada rejeki hanya bagi-bagi sebatas pada konstituenya saja dengan pongah lagi dipertontonkan dikhalayak ramai. sudah layakkah demokrasi yang kita jalankan dengan model ini, sudah sesuaikah model ini untuk mengartikulasikan makna sesungguhnya demokrasi pancasila atau malah hanya sebatas demokrasi kepartaian yang hanya menginginkan kekuasaan.
Ketiga benarkah Demokrasi yang kita jalankan ini untuk memilih pemimpin atau justeru memilih penguasa yang cenderung Absoulut Power, sementara trias politika hanya menjadi formalitas semata dan sekedar untuk mensahehkan sebuah ritual perebutan kekauasaan semata.
Hari ini kita butuh pempimpin bukan sekedar Penguasa, pemimpin yang mengayomi semua lapisan rakyat bukan hanya yang memilihnya tapi juga yang diam dirumah sakit, di tempat-tempat yang terbuang bersama sampah kehidupan saat berlangsungnya pemilihan atau mereka-mereka yang telah menentukan pilihan pada pilihan yang berbeda. Pemimpin adalah ketikan ada nikmat bukan hanya membagikan hanya kepada konstituennya sahaja, namun juga kepada seluruh warga yang dinaunginya, kita rakyat menginginkan adanya pemimpin yang seperti itu lahir dari idealnya demokrasi pancasila yang kita anut ini, demokrasi harusnya Langsung umum bebas rahasia pada pilihan masing-masing, bukan Demokrasi terpinpin yang terpenjara pada satu pilihan, karena seharusnya siapapun mereka yang terpilih dan menang adalah wakil-wakil kita, presiden-presiden kita, gubernur-gubernur kita, bupati-bupati kita, wali kota- wali kota kita, geuchik-geuchik kita bersama, bukan milik segolangan saja di Negeri ini.
Demokrasi sebagaimana wujud kepemerintahan Rakyat Idealnya Demokrasi Pancasila. Dan bukankah demokrasi itu seharusnya membahagiakan, karena dia wujud dari Pesta Rakyat Semesta.
Pertanyaannya Sekarang Pertama Masihkan Demokrasi kita bertujuan memilih Pemimpin atau Memilih Penguasa Absoulut sebagamana sistem Monarchi, Raja-raja,atawa Sulthan-sulthan Baru berkedok Demokrasi. Kedua Masihkah Demokrasi kita Menjadi Pesta atau malah Petaka. Wallahu'alam Bisshawab.